Jumat, 25 September 2015

Tahdzir~ mentahdzir

via satus Ustadz
Hanafi Abu Abdillah Ahmad

Bila membaca kitab para ulama' salaf
antar mereka saling tahdzir, dan antar mereka pula saling rahmat mereka mentahdzir pada suatu bab dan merekomendasikan pada bab yang lain.

Adapun penuntut ilmu hari ini,
ilmu masih ecek-ecek tapi bertindak layaknya ahlul 'ilmi, layaknya imam ma'shum.

sebagian mereka berfatwa kesana kemari, mentahdzir kesana kemari, dan menganulir semua kebaikan dan menolak bersikap adil pada bab yang lain seraya bersikap seakan diri merekalah yang paling ma'shum lagi terbebas dari kesalahan,
dan sebagiannya lagi mereka anti tahdzir sama sekali seakan-akan mereka memposisikan diri mereka sebagai orang yang ma'shum pula lagi terbebas dari kesalahan yang berkonsekwensi mereka tidak boleh ditahdzir.

Wallahul musta'an

Dua kubu diatas ini menyimpang dari thariqah salaf.

Salaf itu mentahdzir kesalahan, mentarbiyyah dengan kebenaran, berbuat adil lagi merahmati.
karena para salaf adalah orang yang 'aarif dan sangat terdepan ber amar ma'ruf nahi munkar.

Adapun sebagian penuntut ilmu hari ini sangat sedikit motif menuntut ilmu karena ingin beramar ma'ruf nahi munkar melainkan karena mereka berlomba-lomba ingin menjadikan ilmu sebagai jembatan untuk mencapai dunia
baik berupa cinta figur, cinta harta, kedudukan atau motif dunia lainnya.

Sekali lagi semua ini terjadi karena dunia telah menjadi motif utama sebagian penuntut ilmu hari ini,
dan telah hilang sifat ikhlas karena Allah didalam dada-dada mereka dan perhiasan dunia telah menghiasi angan-angan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar