Selasa, 08 September 2015

Harta oh harta

- Hartaku, Hartaku -

Bismillah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda;

"Seorang hamba berkata: 'Hartaku, hartaku'. Padahal harta yang ia miliki hanyalah tiga:
1. Apa yang telah ia makan dan habiskan.
2. Apa yang telah ia pakai dan usang.
3. Apa yang telah ia berikan dan ia rela.
Selain dari itu akan pergi dan ditinggalkan untuk manusia". (HR Muslim)

Manusia merasa harta adalah yang utama, wasilahnya untuk mencapai tujuan-tujuannya, cita-citanya, atau kebahagiaannya. Untuk itu ia rela berpayah-payah, menyisakan hanya sedikit waktu untuk keluarganya, bahkan hingga menerabas rambu-rambu agama. Padahal, harta yag melimpah belum tentu bisa memperbaiki dan membantunya.

“Seandainya Allah meluaskan rizki kepada hamba-hambaNya, niscaya dia akan berbuat melampaui batas di muka bumi, akan tetapi Dia turunkan rizki itu sesuai dengan kadar yang Dia kehendaki, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat kepada hamba-hambaNya”
(Tarj. Asy Syuura: 27)

Sudah dikaruniai rizki pun, manusia masih merasa kurang, tak puas, nafsunya masih menggelegak hingga kucuran harta meredakannya.

Lupa daratan, menafikan karunia Rabb-nya yang selama ini melimpah-ruah untuknya.

Barangsiapa di antara kalian pada pagi hari aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki pangan untuk seharinya, maka seakan dunia telah dikumpulkan untuknya. (HR. Tirmidzi)

Dan ketika telah bergelimangan harta, manusia lupa bersyukur. Ia belanjakan hartanya di jalan yang dibenci Rabb-nya, ia sangat royal memfoyakan hartanya untuk pemenuhan nafsu dunia.
Untuk agamanya, untuk hak saudara-saudaranya, tetiba saja ia menjadi seorang bakhil, ia kepalkan tanggannya kuat-kuat demi menggenggam hartanya.

Lupa lagi, bahwa uang dan harta yang disimpannya di brankas bank-bank bonafid, yang diinvestasikannya di mana-mana, belum tentu itu rizkinya. Bisa jadi lusa hilang, terbakar, atau besok ia pergi mendahului hartanya.

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

(Tarj. Al-Baqarah, 195)

Maka manusia, jadikanlah harta sebagai penyempurna taqwa.
Barakallahu fiyna wa fiykum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar